Senin, 17 April 2017

Klasifikasi Media

KLASIFIKASI MEDIA

Salah satu kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media adalah dukungan terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan memperolehnya. Apabila media yang sesuai belum tersedia maka guru berupaya untuk mengembangkannya sendiri. Oleh karena itu, pada bagian ini akan diuraikan teknik pengembangan media sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh guru. Media tersebut meliputi media berbasis visual (yang meliputi gambar, chart, grafik, transparansi, dan slide), media berbasis audio-visual (video dan audio-tape), dan media berbasis computer (computer dan video interaktif).
  1. Media Berbasis Manusia
Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu contoh yang terkenal adalah gaya tutorial Socrates. Sistem ini tentu dapat menggabungkannya dengan media visual lain. Pertanyaan yang timbul adalah “Bagaimana kita dapat menggunakan komunikasi tatap muka antar-manusia agar pelaksanaan rencana pelajaran efektif?”
            Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar. Guru atau instruktur dapat merangkai pesannya untuk satu kelompok khusus, dan setelah itu dirangkai menurut kebutuhan belajar kelompok siswa atau irama emosinya. Sebagian kelompok dapat dimotivasi dan tertarik belajar sedangkan sebagian lainnya mungkin menolak dn melawan terhadap pelajaran. Seringkali dalam suasana pembelajaran, siswa pernah mengalami pengalaman belajar yang jelek dan memandang belajar sebagai sesuatu yang negative. Instruktur manusia sebagai media secara intuitif dapat merasakan kebutuhan siswanya dan memberinya pengalaman belajar yang akan membantu mencapai tujuan pembelajaran.
B.     Media Berbasis Cetakan
Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat emrancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, dayatarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.
C.     Media Berbasis Visual
Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/ ilustrasi, sketsa/ gambar garis, grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Foto menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi. Sementara itu, grafik merupakan representasi simbolis dan artistic sesuatu objek atau situasi.
Keberhasilan menggunakan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya dengan seksama, dan menggunakan teknik-teknik dasarvisualisai objek, konsep, informasi, atau situasi.
D.    Media Audio Visual
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian.
Naskah yang menjadi bahan narasi disaring dari isi pelajaran yang kemudian disintesis ke dalam apa yang ingin ditunjukkan dan dikatakan. Narasi ini merupakan penuntun bagi tim produksi untuk memikirkan bagaimana video menggambarkan atau visualisasi materi pelajarann. Pada awal pelajaran media harus mempertunjukkan sesuatu yang dapat menarik perhatian semua siswa. Hal ini diikuti dengan jalinan logis keseluruhan program yang dapat membangun rasa berkelanjutan sambung-menyambung dan kemudian menuntun kepada kesimpulan atau rangkuman. Kontinuitas program dapat dikembangkan melalui penggunaan cerita atau permasalahan yang memerlukan pemecahan.
E.     Media Berbasis Komputer
Deawas ini computer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Computer berperan sebagai manager dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer-Managed Instruction (CMI). Ada pula peran computer sebagai pembelajaran tambahan dalam belajar; pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai Computer-Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi, ia bukanlah penyampai utama materi pelajaran. Komputer dapat menyajikan informasi, dan tahapan pembelajaran lainnya disampaikan bukan dengan media komputer.
Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk meng­golongkan jenis media. Rudy Bretz (1971), misalnya, mengidentifikasi jenis‑jenis media berdasarkan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual dan gerak. Berdasarkan tiga unsur tersebut, Bretz mengklasifikasikan media ke dalam delapan kelompok, yaitu: (1) media audio, (2) media cetak, (3) media visual diam, (4) media visual gerak, (5) media audio semi gerak, (6) media semi gerak, (7) media audio visual diam, serta (8) media audio visual gerak.




Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi sepuluh golongan sebagai berikut:
No
Golongan Media
Contoh Pembelajaran
1.
Audio
Kaset audio, siaran radio, CID, telepon
2.
Cetak
Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3.
Audio Cetak
Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4.
Proyeksi visual diam
Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
5.
Proyeksi audio visual diam
Film bingkai (slide) bersuara.
6.
Visual gerak
Film bisu
7.
Audio visual gerak
Film gerak bersuara, video NCD, televisi
8.
Obyek fisik
Benda nyata, model, spesimen
9.
Manusia dan lingkungan
Guru, pustakawan, laboran
10.
Komputer
CAI (pembelajaran berbantuan komputer) dan CBI (pembelajaran berbasis komputer)

Sumber:
Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A., Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)

Opini



My Opinion:

Menurut saya, kemajuan teknologi dari waktu ke waktu begitu pesat, terus berinovasi supaya menarik banyak konsumen, dengan banyak konsumen, produksi akan semakin bertambah, dan penghasilan juga semakin meningkat. Begitu banyaknya saingan antara produsen satu dengan yang lain, maka setiap individu yang berperan dalam pembuatan produk tersebut harus memiliki ide berlian, supaya tidak kalah saing dengan produsen yang lain.
Oleh karena itu, sebagai seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) jangan mau kalah dengan inovasi yang dicetuskan oleh perusahaan-perusahaan atau pabrik-pabrik, seperti produksi sepeda motor misalnya, yang selalu didesign sebegitu menarik dan membuat konsumen merasa puas atas produk tersebut. Seorang guru PAI dituntut untuk menjadi pribadi yang inovatif dalam proses pendidikan. Pendidikan Agama Islam mempunyai peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia, untuk itu, setiap individu harus mendapat pendidikan, sebagai bekal kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Alangkah baiknya seorang guru PAI hadir dan merubah gaya mengajarnya, seorang guru PAI harus berinovasi. Pelajaran Agama yang begitu abstrak, maka banyak kemungkinan jika siswa merasa bosan apabila seorang guru PAI dalam menyampaikan materi hanya menggunakan metode ceramah. Sebagai seorang guru diharapkan memiliki seribu metode dan bahan ajar yang menarik bagi siswanya, supaya materi yang disampaikan mengena kepada siswa.
Mulai saat ini, marilah kita berinovasi, memikirkan bagaimana kedepannya supaya Pendidikan Agama Islam tidak berkesan monoton dan hanya itu-itu saja…!!!
NB: Ibda’ Binafsik (Mulailah dari diri sendiri) dan dari sekarang…!!!