Rabu, 23 Maret 2016

Meronce



Meronce

            
 Meronce, kata yang tidak asing lagi bagi kalangan anak-anak PAUD, kegiatan yang satu ini begitu banyak di gemari oleh anak usia dini. Meronce adalah salah satu kegiatan untuk dapat merangkai manik-manik menjadi kesatuan berdasarkan kriteria tertentu, seperti berdasarkan warna, bentuk manik-manik, atau jumlahnya. Meronce dalam proses pembelajaran anak usia dini dapat melatih anak untuk berkonsentrasi serta menyiapkan ana dalam rangka persiapannya untuk dapat belajar menulis. Lah ko malah menulis?
            Ya, meronce tidak hanya mengajarkan anak bagaimana suatu keindahan serta kreativitas dalam merangkai manik-manik akan tetapi masih banyak manfaat lainnya dari kegiatan meronce tersebut.

Manfaat meronce:
  • Meronce mampu mengasah kemampuan kognitif pada anak, mengapa demikian? Meronce dapat dilakukan dengan beberapa kriteria tertentu, seperti berdasarkan pada warnanya, bentuk manik-maniknya dan sebagainya. Hal tersebut menjadikan anak belajar untuk dapat mengenali satu persatu konsep mengenai warna, bentuk serta jumlah.
 
  • Meronce sebagai sarana menyiapkan anak untuk dapat menulis tergerak, karena dengan meronce saraf motorik akan bekerja, tangan akan mulai terbiasa tergerak, sehingga ketika anak diajari untuk menulis akan lebih mudah diarahkan.
  • Meronce dapat melatih ketelitian anak, dengan adanya kegiatan meronce, anak dapat belajar untuk menyambungkan manik-manik yang satu dengan yang lain.

Kegiatan meronce memiliki beberapa tahap dalam pengaplikasiannya. Jadi tidak sembarangan.
1.      Meronce berdasarkan warna, adalah tahapan yang paling rendah dalam kegiatan meronce,
2.      Meronce berdasarkan bentuk, merupakan satu langkah maju yaitu untuk mengenal bentuk manik-manik,
3.      Meronce berdasarkan warna dan bentuk, anak mulai bisa menggabungkan mana yang memiliki bentuk sama atau warna yang sama,
Nah, itu tadi sekilas mengenai kegiatan meronce yang disukai anak-anak.

Jumat, 18 Maret 2016

Materi SIMM



System Informasi Manajemen Madrasah/Sekolah

I.       Pendahuluan

Manajemen pendidikan pada era informasi merupakan suatu prioritas untuk kelangsungan pendidikan atau dengan kata lain merupakan suatu bentuk pendidikan yang harus memiliki ciri khusus untuk menciptakan hasil yang sesuai dengan tujuan lembaga pendidikan. Hal ini disebabkan penurunan perkembangan pendidikan dilihat dari segi kualitas dan hasil dari ekspektasi lembaga pendidikan. Selain itu, penurunan ini juga disebabkan oleh tidak tersedianya manajemen yang baik untuk mengelola pendidikan di beberapa lembaga pendidikan.[1]
Informasi yang dibutuhkan oleh para manajer, termasuk pengelola pendidikan, disediakan oleh suatu sistem informasi manajemen SIM (management information system) yaitu “suatu system yang menyediakan informasi untuk manajer secara teratur”. Informasi ini dimanfaatkan sebagai dasar untuk melakukan pemantauan dan penilaian kegiatan serta hasil-hasil yang dicapai.
Menurut shrode dan voich (1994), informasi merupakan sumber dasar bagi organisasi dan esensial agar operasionalisasi dan manajemen berfungsin secara efektif, sedangkan Gordon Davis (1994), mengartikan sistem informasi manajemen sebagai sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
Mclod (1995) mendefinisikan sistem informasi manajemen (sim) sebagai suatu sistem berbasis computer yang menyediakan informasi bagi para pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal atau sub unit di bawahnya. Informasi menjelaskan suatu organisasi yang salah satu sistem utamanya mnjelaskan mengenai apa yang telah terjadi, apa yang sekarang terjadi, dan apa kemungkinannya di masa mendatang.
Dengan kata lain, sistem informasi manajemen merupakan keseluruhan jaringan informasi yang ditujukan kepada pembuatan keterangan-keterangan bagi para manajer dan pengguna lainnya yang berfungsi untuk pengambilan keputusan atau kebutuhan lain dalam cakupan organisasi ataupun perorangan. Informasi itu sendiri, merupakan data yang telah diolah, dianalisis melalui suatu cara sehingga memiliki arti dan makna (worth), sedangkan data adalah fakta, atau fenomena yang belum dianalisis, seperti jumlah, angka, nama, lambing yang menggambarkan suatu objek, ide, kondisi ataupun situasi.

II.    Konsep dasar

1.      Pengertian
Dalam kehidupan masyarakat luas kata “informasi” pada umumnya sudah tidak dipandang sebagai istilah yang asing. Dalam pembicaraan umum di masyarakat sering para pembicara memaksudkannya sebagai berita atau keterangan yang adakalanya di identikan dengan data. Data mempunyai kaitan erat dengan informasi dan bisa pula terjadi suatu hal yang sama dikatakan data dan juga dikatakan informasi.
Informasi merupakan data yang telah diproses, diatur, dan diintegrasikan untuk menyediakan suatu pandangan tertentu. Informasi yang berkualitas memiliki 5 kriteria, yaitu :
·         Akurat : informasi harus bisa dipercaya, bebas dari kesalahan, dan tidak membingungkan pengguna informasi.
·         Tepat waktu : informasi harus diterima tidak terlambat sehingga tidak mengganggu proses pengambilan keputusan.
·         Relevan : informasi yang diperoleh harus sesuai dengan masalah yang dibahas.
·         Lengkap : informasi yang disajikan lengkap sehingga mempermudah penerima dalam menggunakannya untuk berbagai kegiatan.
·         Jelas : informasi yang disampaikan harus jelas artinya / tidak ambigu.     
Dalam menyamakan pandangan mengenai SIM ini, maka penulis akan membahas 3 konsep sistem informasi manajemen yang menurut kajian penulis atau satu sama lain saling berkaitan,
a.       Menurut Gordon. B. Davis (1974) yang dialih bahasakan Aceng Muhtaram Mirfani dalam “sistem informasi pendidikan dan ketatausahaan sekolah” dari buku administrasi pendidikan (1992:128) bahwa:
Sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu untuk menyajikan informs guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
b.      Menurut Suhardiman Yuwono dalam ensiklopedi administrasi (1989:264) adalah keseluruhan jaringan informasi yang ditujukan kepada pimpinan untuk keperluan fungsi manajemen bagi pemimpin terutama dalam menentukan keputusan yang tepat.


c.       Pengertian SIM menurut The Liang Gie (1976) sebagai:
Keseluruhan jalinan hubungan dan jaringan lalu lintas keterangan keterangan dalam organisasi mulai dari sumber yang melahirkan bahan keterangan melalui proses pengumpulan, pengolahan, penahanan, sampai penyebarannya kepada para pejabat yang berkepentingan dapat melaksanakan tugas-tugas dengan sebaik-baiknya dan terakhir tiba pada pimpinan untuk keperluan pembuatan keputusan-keputusan yang tepat.
*Komponen-komponen sistem informasi manajemen
a.      Sistem
Yang dimaksud system adalah seperangkat komponen yang yang terdiri dari dua atau lebih, yang saling berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lain, untuk mencapai tujuan bersama. Pengertian ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh prajudio atmosudirdjo (1979:231) bahwa:
Sistem adalah setiap sesuatu yang terdiri atas objek-objek, atau unsur-unsur, atau komponen-komponen yang bertata-kaitan dan bertata-hubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan suatu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu.
b.      Informasi
Komponen SIM yang kedua yaitu informasi, yang merupakan unsur inti dalam sistem informasi manajemen. Karena informasi inilah yang dijadikan sebagai sistem, dan dikelola dengan pendekatan sistem. Namun tidak berarti sistem informasi manajemen berdiri dengan tanpa unsur sistem dan unsur manajemen, ketiganya tetap tidak dapat dipisahkan. Informasi sangat erat hubungannya dengan data. Informs berasal dari data. Oleh karena itu, sebelum memahami arti informasi, akan lebih baik memahami lebih dahulu data.
c.        Manajemen
Komponen ketiga yaitu manajemen, yang merupakan proses pengelolaan dari mulai pengumpulan data, hingga menjadi informasi, termasuk proses pertransferan informasi kepada yang memerlukan. Unsur manajemen ini merupakan serangkaian proses pengelolaan seperti yang diungkapkan oleh George R. Terry (1977:4) bahwa:
Manajement is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources (manajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya).
Dalam sistem informasi manajemen, seorang pemimpin tidak akan mampu bekerja tanpa dibantu oleh bawahannya. Karena sim tidak menerima data dari atasan atau dari satu bagian saja dalam organisasi, tetapi dari semua bagian. Sehingga diperlukan bawahan secara spesifik menangani data dan informasi yang diterima dari bagian-bagian yang lain. Dengan demikian terjadilah pembagian tugas oleh pemimpin bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi.
2.      Arti Penting SIMM
Mutu pendidikan tercermin dari mutu sumber daya manusia (SDM) yang rendah berarti mutu pendidikan pun masih rendah. Mengapa demikian? Masyarakat beranggapan bahwa keberhasilan pendidikan hanya diukur oleh hasil tes. Apabila hasil nilai ujian nasional baik maka dianggap sudah berhasil mendidik anak-anaknya. Atau kalau suatu sekolah banyak meluluskan siswa ke perguruan tinggi melalui SNMPTN maka dianggap sekolah itu favorit dan banyak diserbu orangtua untuk menyekolahkan anaknya. Rangking sekolah diurut berdasarkan nilai UN. Akibatnya oragtua harus mengeluaran uang ekstra untuk menitipkan anaknya pada bimbingan belajar yang melakukan latihan menjawab soal-soal UN atau SNMPTN, karena orangtua menginginkan anaknya masuk sekolah atau perguruan tinggi.
 Berdasarkan realitas di atas, materi ini menguak pentingnya Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam suatu organisasi, khususnya dalam bidang pendidikan. Sistem informasi manajemen bukan sistem informasi keseluruhan, karena tidak semua informasi di dalam organisasi dapat dimasukkan secara lengkap ke dalam sebuah sistem yang otomatis. Aspek utama dari sistem informasi akan selalu ada di luar sistem komputer. Dalam sistem informasi manajemen, selain terdapat sbsistem masukan, subsistem pengolahan, dan subsistem keluaran, terdapat pula subsistem penyimpanan data yang biasa disebut file storage atau data base. Hal ini disebabkan dalam sistem informasi manajemen data yang terkumpul sekarang, tidak selamanya digunakan sekarang, tetapi akan digunakan sesuai dengan waktu kebutuhannya dan pada waktu yang berlainan.
Meskipun sebuah sistem merupakan kerjasama terpadu, sehingga menampakkan diri dalam bentuk tunggal, tetapi dalam kenyataannya merupakann sesuatu yang rumit yang terdiri dari berbagai subsistem yang masing-masing mempunyai rincian fungsi tertentu dan jalinan hubungan tertentu, dengan adanya pembagian sistem menjadi beberapa subsistem serta masing-masing subsistem memiliki fungsi tertentu, maka hal yang demikian akan merupakan unit-unit kerja yang mudah ditangani. Setiap subsistem akan berhubungan secara tepat, saling mengisi dan bekerja sama secara utuh.
Secara teoritis computer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak aka nada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan computer. Prinsip utama perancangan SIM, SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama.
Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika.[2]
3.      Arah dan Tujuan SIMM
·         Mempermudah proses pengelolaan data akademik dan non akademik,
·         Menyediakan suatu laporan perkembangan siswa dalam proses pengajaran,
·         Menyediakan suatu laporan perkembangan pengajar dalam kegiatan pembelajaran,
·         Menyediakan suatu laporan perkembangan pengajar dalam kegiatan pembelajaran,
·         Menjadi panduan untuk membuat peraturan sekolah,
·         Berperan sebagai sarana komunikasi antara masyarakat dan orangtua siswa tanpa batasan waktu dan tempat,
·         Menjadi media promosi yang memperkenalkan sekolah
·         Sebagai sarana perluasan informas/pengetahuan bagi pihak orangtua siswa,
·         Mempermudah orangtua dalam memonitor perkembangan anak (siswa) di sekolah,
·         Menyediakan suatu media bagi siswa untuk memantau perkembangan baik dari sisi akademik maupun non akademik,
·         Membantu siswa dalam memperoleh informasi mengenai mata pelajaran yang disajikan di sekolah dan meningkatkan prestasi siswa melalui database bahan pelajaran dan soal latihan,
·         Membantu siswa dalam persiapan sebelum memasuki jenjang pendidikan selanjutnya, merencanakan karir, dan mengembangkan kemampuan sosial atas dasar informasi dan pengetahuan akan dirinya sendiri, sekolah, lingkungan kerja, dan, masyarakat.[3]







4.      Macam-macam SIMM
-Sistem informasi menurut level organisasi
1.         Berdasarkan level organisasi, sistem informasi dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
·         Sistem informasi departemen, sistem informasi yang hanya digunakan dalam sebuah departemen. Contoh: sistem informasi SDM (HRS).
·         Sistem informasi perusahaan, sistem terpadu yang dapat digunakan oleh sejumlah departemen secara bersama-sama. Contoh: sistem informasi perguruan tinggi.
·         Sistem informasi antarorganisasi, sistem yang menghubungkan dua organisasi atau lebih. Contoh: eCommerce.[4]
2.         Sistem informasi berdasarkan area fungsional
Sistem informasi berdasarkan area fungsional ditujukan untuk memberikan informasi bagi kelompok orang yang berada pada bagian perusahaan.


5.      Pengembangan SIMM
Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, dimana masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsika kebutuhan pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro,diikuti dengan penjabaran rencana stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode 3 sampai 5 tahun. Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup:
·         Kebutuhan stratejik organisasi
·         Aspek legal pendukung organisasi
·         Masukan kebutuhan dari pengguna
System stratejik dijabarkan dalam:
1.      Visi dan misi: strategi pengembangan sistem membutuhkan keputusan politis dari pimpinan tertinggi yang telah dijabarkan dalam strategi aktivitas organisasi.
2.      Analisis tugas pokok dan fungsi organisasi dan kompetensi yang dimiliki. Analisis tupoksi akan mengarah pada beberapa jauh pencapaian kinerja organisasi dapat dicapai, dengan menggunakan trend-trend penting, risiko-risiko yang harus dihadapi dan potensi peluang yang dimiliki (menggunakan analisis SWOT).


Tahap-tahap Pengembangan Sistem
1.      Tahap Perencanaan
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatar belakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan pengembagan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan teknologi informasi (TI).
2.       Tahap Analisis
Ada dua aspek yang menjadi focus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analisis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengaruh SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:

a.       Menetapkan rencana penelitian sistem
b.      Mengorganisasikan tim
c.       Mendefinisikan kebutuhan informasi
d.      Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
e.       Menyiapkan usulan rancangan sistem
f.       Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting yang harus segera ditangani analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi oganisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomondasikan.
3.      Tahap Perancangan/Desain
Pada tahap ini tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang dibangun, seperti sistem basis data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya. Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen dan tim teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi yang terkait, seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi.
4.      Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi
Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksanaan tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi informasi dalam skala yang lebih detail. Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu.
5.      Tahap Implementasi
      Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertama kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk implementasi sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:
a.       Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
b.      Mengumumkan rencana implementasi
c.       Mendapatkan database
d.      Menyiapkan database
e.       Menyiapkan fasilitas fisik
f.       Memberikan pelatihan dan workshop
g.                  Menyiapkan saat yang tepat untuk cutofer (peralihan                                  sistem)
h.                  Penggunaan sistem baru
      Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang.          
6.      Tahap Pasca Implementasi
      Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri setelah tahap implementasi dilakukan, namun ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh manajemen, yaitu tahap pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca implementasi adalah bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola. Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di kemudian hari.
      Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem. Disinilah diperlukan dokumentasi yang memadai dan pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke pengguna untuk menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem.
      Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di mana harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis.[5]   
     
6.      Manfaat SIMM
·         Meningkatkan aksebilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi,
·         Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis,
·         Mengembangkan proses perencanaan yang efektif,
·         Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi,